Jumat, 24 Agustus 2012

Kisah tentang Eks 'Orang-orang' Kuningan di Beijing

Posted by Hari Pendidikan Nasional 2020 16.28, under | No comments

Beijing Tak banyak warga China yang bisa berbahasa Indonesia, tapi mereka ada. Beberapa diantaranya pernah menjadi 'orang' Kuningan, Jakarta.

Atas undangan kantor berita Xinhua dan Kedutaan Besar China untuk Indonesia, 3 awak detikcom berkunjung ke Beijing pekan lalu. Jadwal 'mampir' ke Kementerian Luar Negeri sempat tertunda arena pejabat setempat mendadak ada acara. Pertemuan baru bisa digelar pukul 14.00 waktu setempat.

Seperti bangunan lain, Kantor Kemlu China tak bercat. Pendaran warna hanya diperoleh dari bahan bangunan atau ornamen tambahan berupa marmer atau keramik.

Empat pilar besar dengan tinggi lebih dari 5 meter terpancang kokoh di teras kantor tersebut. Di dalam lobi terlihat seorang tentara berdiri dengan pandangan lurus. Pemandu detikcom dari kantor berita Xinhua, Bu Peng alias Eric mengajak kami bertiga masuk.

Begitu melewati pintu masuk yang hanya berupa kaca hitam, mata sang tentara seolah menghujam tajam. Tapi setelah ada 'orang dalam' menyambut, tentara itu kembali ke posisi semula: berdiri tegak dengan dada membusung dan pandangan lurus.

Siang itu, di dalam kantor sepi. Hanya ada dua perempuan resepsionis berseragam merah. Mereka bersiap mencegat tapi batal setelah Sekretaris ke-3 Kemlu, Zang Liang, memberi tanda dan berbincang sebentar.

Oleh Zang, kami diajak masuk ke ruangan di belakang resepsionis. "Please, sit down," katanya sambil mengambil jarak dengan kami dan berbincang dengan Eric dalam posisi berdiri.

Beberapa saat kemudian, Zang menghampiri kami yang juga masih berdiri. "Apa kabar? Saya bisa Bahasa (Indonesia)," katanya sambil tersenyum.

Kalimat itu membuat kami bertiga sontak bahagia. Bahasa Indonesia Zang sangat clear. Struktur dan intonasinya terjaga. Karena wajahnya tidak terlalu 'Chinese', saat berbicara dengan Bahasa Indonesia, ia benar-benar seperti orang Indonesia.

"Saya baru kembali ke China. Ya belum lama ini, Juni lalu. Saya di embassy (Kedutaan Indonesia) tiga tahun," katanya.

Zang menyatakan, selama di Indonesia, ia tinggal di sekitar kantor kedutaan. "Ya di dekat situ. Di Kuningan. Tahu kan?" imbuhnya.

Ketika kami bertanya soal kesan selama tinggal di Indonesia, terutama di Jakarta, lelaki murah senyum itu tidak langsung menjawab. Matanya menerawang seolah tengah mencari jawaban yang tepat. Seperti hendak mengucapkan sesuatu tapi tertahan.

"Macet?" pancing kami.

"Hahaha," Zang tertawa terpingkal sambil mengangguk berkal-kali.

Cengkerama itu berakhir ketika Dirjen Departemen Asia Kemlu, Hong Liang dan Deputi Direktur Kemlu, Yu Jun, masuk ruangan. Setelah mengucapkan selamat datang, Hong menyampaikan beberapa hal tentang hubungan China dan Indonesia.

Hong menyatakan China dan Indonesia telah menjalin kerja sama dalam banyak aspek. Hal itu harus terus dilakukan, karena kedua negara mempunyai prinsip yang sama dalam menatap masa depannegara, kawasan, maupun dunia.

"Tanya saja, silakan pakai Bahasa Inggris atau Indonesia," kata Yu Jun usai paparan singkat Hong. Wah, ternyata Yu juga bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Dialog berlangsung sekitar 45 menit. Usai dialog, kami masih menyempatkan diri ngobrol dengan Zang dan Yu. "Saya belajar Bahasa Indonesia saat kuliah. Setelah lulus, saya bekerja di kementerian," kata Zang.

"Tidak banyak orang di sini yang bisa Bahasa. Hanya 10 orang, rata-rata pernah ditugaskan di sana (Indonesia)," imbuh Yu yang mengaku juga pernah tinggal di Kuningan sewaktu ditugaskan di Jakarta pada tahun 2001-an.

Tak ada waktu bersua dengan 8 eks 'orang' Kuningan lainnya sebagaimana disebutkan Yu. Perbincangan harus berakhir karena Zang dan Yu mendampingi atasan menemui tamu yang sudah menunggu giliran. Kami diantar hingga ke pintu keluar. Kedua eks 'orang' Kuningan itu melambaikan tangan sambil tersenyum lalu menghilang seiring tertutupnya pintu kaca hitam.

(try/ndr)

Sumber : Detik.com

0 komentar:

Posting Komentar

script type=”text/javascript” src=”http://pamungkaz.googlepages.com/snow.js”>