Nasi yang baru matang jangan langsung ditutup.
Mengungkap Kandungan Arsenik dalam Nasi
- Nasi merupakan makanan pokok bagi
masyarakat di banyak negara. Namun tahukah Anda, jika nasi yang
dikonsumsi setiap hari ternyata berpotensi mengandung arsenik yakni zat
racun yang sangat membahayakan tubuh.
Para ahli selama ini
mengetahui beras sebagai sumber utama dari diet arsenik. Namun, hasil
studi terbaru Consumer Report di Amerika menemukan arsenik dalam
berbagai jenis produk beras. Mendorong Food and Drug Administration
(FDA) untuk segera menetapkan batas level aman kandungan arsenik dalam
beras. FDA menemukan arsenik melebihi batas level lebih dari 60 produk
padi.
Yang menarik perhatian, arsenik yang terkandung dalam beras
ini bukanlah karena hasil kimiawi racun yang dihasilkan oleh pabrik,
melainkan dari proses alamiah yang menyebabkan elemen racun tersebut
terakumulasi mulai saat beras tersebut ditanam dan tumbuh. Lalu
bagaimana arsenik, unsur beracun yang kerap digunakan untuk membunuh
lawan politik di Abad Pertengahan, dapat terkandung di dalam beras?
Racun
bisa berasal dari buatan manusia dan sumber sintetis. Arsenik merupakan
metaloid mengilap abu-abu dalam bentuk elemen yang terjadi secara alami
di kerak bumi. Kemudian membuat jalan sendiri menuju dalam tanah dan
mengkontaminasi persediaan air tanah melalui proses pelapukan.
Arsenik
merupakan elemen yang ditemukan di alam dan pada produk buatan manusia
termasuk pestisida. Arsenik level rendah ditemukan di tanah, air dan
udara. Unsur ini diambil oleh tanaman saat mereka tumbuh, dari sinilah
awal mula jalan masuk arsenik ke dalam tubuh melalui makanan yang kita
konsumsi.
Unsur ini dapat mengubah sistem kerja komunikasi dalam
sel dan mengurangi kemampuan kerja dalam tubuh. Pada akhirnya berakibat
berbagai penyakit dalam tubuh seperti diabetes, penyakit pembuluh darah
dan paru-paru, kanker kulit, kanker kandung kemih dan jantung.
Arsenik
dapat terkandung dalam sayuran, biji-bijian, buah-buahan dan makanan
laut. Menurut FDA, beras merupakan bahan makanan yang mengandung tingkat
arsenik paling tinggi, lalu disusul sayuran.
Namun, elemen ini
juga memiliki kegunaan bagi industri misalnya digunakan untuk pembuatan
pestisida dan pengawet kayu. Environmental Protection Agency (EPA)
menyatakan arsenik anorganik dapat bertahan di dalam tanah selama lebih
dari 45 tahun.
Di AS pada beberapa negara bagian seperti
Louisiana, Mississippi, Missouri, dan Texas ditemukan kenaikan tingkat
kandungan arsenik dalam beras. Hal ini dimungkinkan karena daerah
tersebut memiliki sejarah panjang sebagai tempat budi daya kapas, di
mana industri ini menggunakan insektisida secara luas.
Zat
tersebut terserap ke dalam tanah, akibatnya dalam beberapa dekade tanah
tersebut mengandung unsur arsenik. Hal lain yang mungkin menyebabkan
kandungan arsenik dalam lahan pertanian yaitu pupuk yang berasal dari
kotoran ayam yang mana pakan mereka mengandung arsenik.
FDA yang
melakukan survei mengenai kandungan arsenik dalam beras belum memiliki
informasi yang cukup untuk merekomendasikan konsumen mengubah konsumsi
beras mereka. Tapi baik FDA dan Consumer Report menyarankan agar
konsumen lebih variatif dalam mengonsumsi asupan makanan dan tak hanya
tergantung pada beras saja.
Sumber : KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar