Posted by Hari Pendidikan Nasional 2020
12.06, under |
No comments
Ilustrasi (Gelar Agryano Soemantri/Okezone)
SUCI pernah berkata, mengucapkan kata cinta itu mudah.
Tapi, untuk mengerti apa artinya sangat sulit. Suci tak pernah menemukan
arti kata cinta. Ia selalu bertanya apa itu cinta?
Mungkin cinta adalah seperti kaki kanan dan kaki kiri yang selalu
berpasangan, tak pernah lelah untuk menopang tubuhnya? Atau mungkin
cinta adalah seperti tubuhnya, apabila salah satunya terluka yang lain
ikut merasakan?
Tangan terluka, maka mata ikut menangis. Selanjutnya mata mengeluarkan
air, maka tangan ikut mengusapnya. Apakah cinta seperti itu?, selalu
mengerti terhadap satu sama lain. Tapi itu tidak mungkin. Kalau cinta
seperti itu, mengapa ada orang yang mengkhianati cinta, mendustakan
cinta, bahkan memalsukan cinta.
Suci selalu mengeja huruf demi huruf dari kata cinta, untuk mengartikan
apa itu cinta. Mungkin, setiap orang di dunia ini, memiliki arti kata
cinta. “Ce. I. eN. Te. A. cinta,” itu katanya. Tak terhitung lagi ia
mengucapkan kata itu. Namun, Suci tak juga memiliki arti kata cinta
untuk dirinya sendiri. Memikirkan arti cinta saja hidupnya Suci sudah
rumit. Apalagi ia harus berperan memainkan kata cinta. Tidak mungkin
baginya untuk memainkan peran itu.
Suci memang sudah tumbuh dewasa. Tapi, ia tak pernah bercinta.
Sahabatnya telah menemukan cintanya sendiri. Suci pernah bertanya kepada
sahabatnya. “Sob, aku ingin bertanya kepadamu. Kalau kamu memang telah
menemukan cintamu, apa itu cinta,” tanya Suci kepada sahabatnya.
Dengan santai sahabatnya menjawab, “Cinta, yah aku telah menemukannya.
Namun, aku tak bisa mengartikan kata cinta itu sendiri. Sebagian cinta
itu tumbuh dalam hati saya. Setelah saya menemukan pujaan hati, sebagian
cinta saya itu, menyatu dengan cinta punjaan hati saya. Hingga cinta
saya itu menjadi untuh,” jawab sahabat Suci dengan puitis.
Suci hanya mengeluh, mengapa begitu rumit sekali mengartikan kata cinta.
Semakin sering Suci mengucapkan kata cinta, semakin susah Suci
mengartikan kata cinta. Kata cinta seperti misteri aneh di dalam hidup
Suci, sulit dipecahkan. Harus ada seorang detektif untuk memecahkan
misteri ini, detektif itu adalah dirinya sendiri. Sepertinya ada magnet
yang selalu melekatkan Suci dengan kata cinta, susah baginya untuk
melupakan kata cinta.
Di dalam hari-harinya, Suci selalu menghubungkan semuanya dengan cinta
untuk menemukan arti kata cinta itu sendiri. Dari ia masih remaja hingga
dewasa ia mencari dan mengartikan kata cinta, namun tak pernah
ditemukannya. Pernah si pernah, tapi tak masuk dalam logikanya. Arti
cinta seperti apa yang ia inginkan? ia pun tak tahu seperti apa. Yang
penting baginya tercerna oleh akal sehatnya.
Setiap pagi Suci bangun dari tidur, ia tidak pernah lupa bertanya pada
dirinya sendiri apa itu cinta?. Sudah beribu cara telah Suci lakukan
untuk mengartikan kata cinta. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak,
Suci mengucapakan kata cinta dan apa itu cinta. Sekarang kata cinta
telah dimakan usia.
Waktu senja Suci telah menjemput dan hingga saat Suci menutup matanya
kembali untuk yang terakhir. Sayangnya, Suci belum juga menemukan arti
pertanyaan yang selalu bersamanya setiap hari, apa itu cinta? Kata cinta
telah dibawanya pergi ke alam akhirat untuk selamanya. Semoga Suci
menemukan arti kata cinta dan cinta sejatinya yang suci di surga,
seperti namanya, Suci.
Penulis: M Hendizal
0 komentar:
Posting Komentar