Sabtu, 01 September 2012

Catatan pelaksanaan Sail Morotai 2012 Menuju Era Baru Ekonomi Regional Pasifik

Posted by Hari Pendidikan Nasional 2020 16.11, under | No comments

 
   Andi Iqbal Burhanuddin - detikNews

Menuju Era Baru Ekonomi Regional Pasifik 

Jakarta- Pulau Morotai yang sering disebut sebagai "Mutiara di Bibir Pasifik" dengan luas 695 mil persegi atau 1.800 km2 adalah sebuah pulau indah dengan potensi kelautan yang sangat besar untuk dikembangkan. Pulau yang terletak di Maluku Utara ini adalah pulau yang menjadi lapangan terbang bagi Jepang selama Perang Dunia (PD) II.

Pulau ini kemudian diambil alih oleh angkatan Amerika Serikat pada September 1944 dan digunakan sebagai pangkalan serangan Sekutu di Asia Pasifik yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur dalam serangannya mengalahkan tentara Jepang.

Di pulau kecil ini yang selain memiliki keindahan alam yang sangat eksotis dengan nilai jual, juga memiliki nilai sejarah penting karena sebagai salah satu lokasi PD II digelar Sail Morotai 2012. Kegiatan ini merupakan rangkaian even bahari bertaraf Internasional yang dilakukan sejak tahun 2009 yaitu berturut-turut Sail Bunaken, Sail Banda, dan Wakatobi-Belitung.

Kegiatan kebaharian seperti ini adalah salah satu bentuk optimisme negara kepulauan terbesar dunia, dan sebagai isyarat Undang-undang No 17 Tahun 2007 bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yakni Indonesia sampai dengan tahun 2025 menjadi suatu Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

Dengan mengangkat tema "Menuju Era Baru Ekonomi Regional Pasifik", Sail Morotai 2012 dilaksanakan dengan sasaran, yakni pengembangan pariwisata dan sejarah karena Morotai berperan penting sebagai batu loncatan pasukan sekutu untuk menaklukkan Jepang pada era 1940-an.

Selain dari itu, berbagai harapan diadakannya even ini tentu tidak hanya untuk menempatkan Morotai ke dalam peta destinasi pariwisata sejarah dunia tetapi lebih dari itu yakni memberikan wawasan atau cakrawala pandang tentang pentingnya menjaga laut kita.

Dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan laut sebagai suatu kekuatan maritime, memupuk jiwa dan semangat bahari masyarakat Indonesia, dan tak kalah pentingnya adalah untuk meningkatkan pembangunan perekonomian nasional, khusunya penduduk Morotai sendiri.

Kegiatan utama event akbar international kemaritiman ini berupa reli kapal-kapal layar internasional yang secara resmi telah bertolak dari dermaga Cullen Bay, Darwin, Northern Territory, Australia, yang diikuti sekitar 132 kapal dari 22 negara peserta.

Tidak hanya berangkat dari Darwin tetapi juga datang dari Davao (Filipina) dan Kota Kinabalu (Malaysia). Secara keseluruhan, Sail Morotai diperkirakan akan menarik sekitar 5.000 pengunjung dari Australia, Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lainnya.

Selain kegiatan utama, memperkenalkan keindahan dan kekayaan laut Indonesia kepada negara-negara peserta ini, pemerintah juga menggelar berbagai kegiatan seperti Bhakti Sosial dan Pelayanan Kesehatan Gratis, Kegiatan Bhakti Kesejahteraan Rakyat Nusantara, BUMN Peduli Morotai, seminar nasional dan internasional, Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari dan Kapal Pemuda Nusantara, Pameran Potensi Daerah, Olahraga Bahari.

Pada puncak acara Sail Morotai 2012 di dermaga Daruba Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (15 September 2012 mendatang) akan dihadiri presiden SBY juga nanti akan dihadiri oleh sedikitnya 100 veteran Perang Dunia II dari Jepang, Filipina, Selandia Baru, Belanda, Australia, dan Amerika Serikat.

Alat-alat perang berupa pesawat yang dipakai dalam masa PD II juga akan kita hadirkan pada waktu pelaksanaan Sail yang tentu menjadi nostalgia tersendiri bagi para veteran PD II tersebut .

Potensi Wisata Bahari

Karakteristik kekayaan dan keragaman hayati biodiversity laut Idonesia adalah terbesar dunia. Berbagai bentuk alam, struktur historic, dan kawasan berupa pulau-pulau kecil, perairan laut dengan ekosistem pantai, terumbu karang, lamun, dan biota-biota laut ditemukan di Indonesia.

Seiring dengan kenyataan bahwa masyarakat global sudah jenuh dan penat hidup dalam lingkungan buatan, salah satu indikasinya adalah adanya semboyan back to nature, yang banyak dianut bangsa-bangsa maju di dunia saat ini, maka pemanfaatan wisata laut dengan konsep dasar pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan karaktersitik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah menjadi sebuah jalan keluar dan sekaligus menjadi surga bagi pengembangan industry wisata Bahari (marine tourism).

Pulau Morotai memiliki Potensi geopolitik dan geoekonomi yang dapat dikembangkan menjadi katalisator pembangunan, Khususnya bagi daerah Provinsi Maluku Utara sebagai pintu gerbang ke kompotisi poros Pasifik.

Harapan kita bersama agar kegiatan kebaharian ini dapat berkelanjutan maka produk pariwisata bahari yang ditampilkan harus harmonis dengan lingkungan lokal spesifik. Pengembangan wisata laut Indonesia lebih diarahkan dan dipacu guna menuju upaya pengembangan Ekowisata/Wisata Ramah Lingkungan yang justru berpola pada upaya pemanfaatan optimal yang sekaligus menyelamatkan lingkungan daya alam laut.

Jika dibandingkan dengan Negara tujuan wisata dunia seperti negara Maladewa, Malta dan beberapa negara di Kepulauan Karibia yang 85% pendapatan devisanya berasal dari kegiatan pariwisata

Indonesia memiliki jumlah pulau yang jauh lebih banyak, ditambah dengan sumber daya hayati pesisir dan lautan yang luar biasa seperti populasi ikan hias terbesar dunia, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai bentang alam pesisir atau coastal landscape yang unik dan menakjubkan, jelas merupakan daya tarik sangat besar bagi wisatawan.

Karenanya, pantas bila dijadikan sebagai objek wisata bahari yang bernilai strategis.

Adapun upaya yang harus dilakukan dalam membenahi strategi pengembangan wisata laut adalah peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pengembangan wisata laut, serta penyediaan sistem informasi pariwisata dan program promosi yang tepat.

Bila sektor industri wisata laut ini dikelola secara baik, diyakini dapat menjadi lokomotif penggerak ekonomi dan menambah pemasukan daerah, serta mengurangi pengrusakan secara langsung dari kegiatan eksploitasi.

Indonesia menuju Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, dan sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah teritorial cukup luas tentunya mempunyai persolaan ancaman terhadap keberadaannya.
Pulau- pulau kecil terluar yang berbatasan dengan negara tetangga masih banyak yang belum memiliki nama, rentan akan timbulnya konflik antar negara tetangga yang saling mengakui kepemilikan.

Sekian banyak pulau-pulau kecil di negeri ini termasuk kedalam wilayah yang sangat terancam dengan isu perubahan iklim.

*Penulis adalah Dosen Ilmu Kelautan UNHAS




0 komentar:

Posting Komentar

script type=”text/javascript” src=”http://pamungkaz.googlepages.com/snow.js”>