Rabu, 14 Agustus 2013

Pola Makan Sehat Ala Rasulullah SAW

Posted by Hari Pendidikan Nasional 2020 03.47, under | No comments



Makanan Sehat



  Pola Makan Sehat Ala Rasulullah SAW

Rasulullah merupakan teladan yang baik dalam segala hal, salah satunya dalam hal makan. Beliau juga memberi perhatian besar dalam hal makan ini, karena sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan.

Prinsip pertama, makanan dan minuman harus halal dan thoyib (baik). Maksudnya selain masuk kategori halal, maka makanan dan minuman pun harus bersih dan mengandung kandungan gizi yang baik.

Prinsip kedua, seimbang, sederhana dan tak berlebihan. Rasulullah mengajarkan untuk makan tidak terlalu kenyang. Lambung cukup di isis dengan 1/3 makanan, lalu 2/3nya untuk minuman dan udara.

Rasulullah bersaba, "Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Jika tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan" (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Rasulullah melarang untuk makan lagi sesudah kenyang. Rasulullah bersabda, "Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak pernah kekenyangan." (HR. Bukhari Musim).

Suatu hari, di masa setelah wafatnya Rasulullah, para sahabat mengunjungi Aisyah r.a. saat itu daulah islamiyah sudah sedemikian luas dan makmur. Lalu, sambil menunggu Aisyah r.a., para sahabat yang sudah menjadi orang-orang kaya, saling bercerita tentang menu makanan mereka yang meningkat dan bermacam-macam. Aisyah r.a., yang mendengar hal itu tiba-tiba menangis. "Apa yang membuatmu menangis, wahai Bunda?" tanya para sahabat. Aisyah r.a. lalu menjawab, "Dahulu Rasulullah tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti."

Dan penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut telah melahirkan bermacam-macam penyakit. Maka sebaiknya jangan mudah tergoda untuk makan lagi, kalau sudah yakin bahwa Anda sudah kenyang.
Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihkan air liur dan pencernaan. Rasulullah bersabda, "Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Al-Qur'an." (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Yang selanjutnya, Rasulullah tidak makan dua jenis makanan panas atau dua jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah makan malam, karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam mengonsumsi daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada persendian dan ginjal. Pesan Umar r.a., "Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan bagi hewan-hewan ternak!"
Menu harian Rasulullah adalah sebagai berikut:
Lepas dari subuh, Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al-Qur’an, kata "syifa"/ "kesembuhan", yang dihasilkan oleh madu, diungkapkan dengan isim nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit, wasir, peradangan, serta menyembuhkan luka bakar.
Masuk waktu duha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma "ajwa"/ "matang". Rasulullah bersabda, "barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun." Dan ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah selamat. Apa rahasianya? Tujuh butir kurma! Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke daerah-daerah yang penduduknya banyak mengonsumsi kurma, karena kurma memiliki zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak perlu heran Jika Allah memerintahkan Maryam r.a., untuk makan kurma di saat kehamilannya, sebab baik untuk kesehatan janin.
Dahulu, Rasulullah selalu berbuka puasa dengan segelas susu dan kurma, kemudian shalat maghrib. Keduanya itu kaya dengan glukosa, sehingga langsung menggantikan zat-zat gula yang kering setelah seharian berpuasa. Glukosa itu sudah cukup mengenyangkan, sehingga setelah shalat maghrib, tidak akan berlebihan apabila bermaksud untuk makan lagi.
Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi dikonsumsi dengan makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menurunkan kolesterol, dan memperlancar pencernaan. Itu juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin. Ada kisah menarik sehubungan dengan buah tin dan zaitun, yang Allah bersumpah dengan keduanya. Dalam Al-Quran, kata "at-tin" hanya ada satu kali, sedangkan kata "az-zaytun" diulang sampai tujuh kali. Seorang ahli kemudian melakukan penelitian, yang kesimpulannya, jika zat-zat yang terkandung dalam tin dan zaitun berkumpul dalam tubuh manusia dengan perbandingan 1:7, maka akan menghasilkan "ahsni taqwim" atau tubuh yang sempurna, sebagaimana tercantum dalam surat at-tin. Subhanallah!
Di malam hari, menu utama Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, beliau selalu mengonsumsi sana al-makki dan sanut. Secara umum sayur-sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
Di samping menu wajib di atas, ada beberapa jenis makanan yang disukai Rasulullah tetapi beliau tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya tsarid, yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak (kira-kira seperti bubur ayam). Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu manis, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian beliau juga senang makan anggur dan hilbah.
Sekarang masuk pada tata cara mengonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya dengan pemilihan menu. Sebab setinggi apa pun gizinya, jika pola konsumsinya tidak teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah menghindari isrof (berlebihan). Rasulullah bersabda, "Cukuplah bagi manusia untuk mengonsumsi beberapa suap makanan saja untuk menegakkan tulang sulbinya (rusuknya)." (Al-Hadits)
Makanlah dengan sikap duduk yang baik yaitu tegap dan tidak menyandar, karena hal itu lebih baik bagi lambung, sehingga makanan akan turun dengan sempurna. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku tidak makan dengan bersandar." (Al-Hadits

Prinsip ketiga, berpuasa. Sebulan dalam setahun, umat Islam diwajibkan bukan saja dengan mencapai ketaqwaan tetapi juga kesehatannya dapat terjaga. Rasulullah bersabda, "Berpuasalah kamu agar sehat tubuhmu." (HR. Bukhari).

Puasa akan membawa kita pada kesehatan yang sangat luar biasa. Secara fisiologis, puasa sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh manusia. Saluran pencernaan manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ dalam yang terbesar dan terberat di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut tidak berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Banyak hasil penelitian modern yang memaparkan bahwa puasa sangat menyehatkan. Diantaranya, memberikan istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat, menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, mengikis lipid "jahat" (kolesterol), detoksifikasi (membuang racun dari tubuh), dan lain sebagainya.
Selain itu, diajarkan juga kepada kita agar senantiasa berdo’a baik sebelum maupun sesudah makan.

Doa sebelum makan:
"Ya Allah, berkahilah untuk kami, pada apa yang telah Engkau rizkikan kepada kami, dan periharalah kami dari api neraka." (Al-Hadits).

Doa sesudah makan:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kami, serta menjadikan kami orang-orang muslim." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dikutib dari : Migtiza

Rabu, 07 Agustus 2013

Sejarah Hari Raya Idul Fitri

Posted by Hari Pendidikan Nasional 2020 05.57, under | No comments



 Sejarah Hari Raya Idul Fitri 

Gambar-Masjid-Bahrain-Grand

 
Sebelum merayakan Hari Raya Idul Fitri ada baiknya kit abaca sejarah tentang Hari Raya tersebut, bahwa saya akan memposting artikel dengan isi tentang Sejarah Hari Raya Idul Fitri dan ini adalah artikel itu.
Selamat membaca…


Hari Raya Pada Zaman Jahiliyah

Jauh sebelum ajaran Islam turun, masyarakat jahiliah Arab ternyata sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan. Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta pora. Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan.

“Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno?” tulis Ensiklopedi Islam. Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan an-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.”
Setiap kaum memang memiliki hari raya masing-masing. Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul, mengutip sebuah hadis dari Abdullah bin Amar, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasanya Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha’.” (HR Ibnu Majah).
Jika merujuk pada hadis di atas, maka umat Nabi Nuh AS pun memiliki hari raya. Sayangnya, kata Ibnu Katsir, hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah itu sanadnya dhaif. Rasulullah SAW membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi-nyanyi.
“Pantaskah ada seruling setan di rumah Rasulullah SAW?” cetus Abu Bakar.
“Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar! Karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita,” sabda Rasulullah SAW.

Hari Raya Masa Islam

Hari Raya Idul Fitri untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam, selepas Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Sebanyak 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy.
Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan kaum kafir dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa. Menurut sebuah riwayat, Nabi SAW dan para sahabat menunaikan shalat Id pertama dengan kondisi luka-luka yang masih belum pulih akibat Perang Badar.
Rasulullah SAW pun dalam sebuah riwayat disebutkan, merayakan Hari Raya Idul Fitri pertama dalam kondisi letih. Sampai-sampai Nabi SAW bersandar pada Bilal RA dan menyampaikan khutbahnya.
Menurut Hafizh Ibnu Katsir, pada Hari Raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah SAW pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat Id di atas tanah lapang itu. Sejak itulah, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat menunaikan shalat Id di lapangan terbuka. Sebelum datangnya Hari Raya Idul Fitri, umat Islam diwajibkan menunaikan zakat fitrah. Tepat pada 1 Syawal, kaum Muslim disunahkan melaksanakan shalat Id, baik di lapangan terbuka maupun di masjid, sebanyak dua rakaat dan kemudian dilanjutkan dengan khutbah.
Hingga kini, Idul Fitri telah dilakukan kaum Muslimin sebanyak 1.431 kali. Di setiap wilayah atau daerah, umat Islam memiliki tradisi masing-masing untuk merayakan dan mengisi hari raya itu. Bahkan, di setiap daerah dan negara, umat Islam memiliki istilah sendiri untuk menyebut Idul Fitri.
Sejatinya, menurut Prof HM Baharun, hakikat Idul Fitri adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Setelah berhasill menundukkan nafsu, kaum Muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dapat “kembali ke fitrah” (Idul Fitri), yakni kembali ke asal kejadian.

semoga artikel diatas bermanfaat buat kita semua terima kasih telah mengunjungi blog ini.

Diposkan oleh Rinjana Misaqi  

script type=”text/javascript” src=”http://pamungkaz.googlepages.com/snow.js”>